Rabu, 22 November 2017

Kisah Inspiratif Nadiem Makarim, Sang Pendiri Go-Jek

Nadiem Makarim lahir 4 juli 1984. Di ketahui bahwa Nadiem Makarim mulai bersekolah SD di Jakarta, kemudian ia lulus SMA di Singapura, dari Singapura ia kemudian melanjutkan pendidikannya di jurusan International Relations di Brown University, Amerika Serikat. dan selama setahun ia mengikuti program foreign exchange di London School of Economics. Ia juga melanjutkan studinya di Harvard Business School, Harvard University dan lulus dengan menyandang gelar MBA (Master Business Of Administration). Nadiem Makarim diketahui pernah bekerja di sebuah perusahaan Mckinsey & Company sebuah konsultan ternama di Jakarta dan menghabiskan masa selama tiga tahun bekerja disana. Diketahui pula ia pernah bekerja sebagai Co-founder dan Managing Editor di Zalora Indonesia kemudian menjadi Chief Innovation officer kartuku. Berbekal banyak pengalaman selama bekerja, Nadiem Makarim kemudian memberanikan diri untuk berhenti dari pekerjaannya dan mendirikan perusahaan GO-JEK pada tahun 2011.
Nadiem awalnya bekerja sebagai pegawai yang selalu menggunakan ojek setiap hari. Nadiem merasa bahwa transportasi ojek adalah transportasi yang paling aman karena ia tidak pernah mengalami kecelakaan selama memakai jasa ojek.  Selain itu ia merasa transportasi ojek adalah transportasi paling efektif karena dapat menghemat waktu walaupun melewati jalur macet. Nadiem selalu mengobrol dengan tukang ojek langganannya dan dia menemukan suatu fakta bahwa tukang ojek banyak menghabiskan waktunya hanya untuk mangkal dan menunggu mendapatkan penumpang. Selain itu ojek juga tidak mempunyai perlindungan seperti asuransi kesehatan dan juga keamanan apakah penumpang itu orang jahat atau bukan karena tidak jelas identitasnya.
Maka dari itu ia membuat inovasi dimana tukang ojek tidak perlu mangkal untuk mendapatkan penumpang dan juga identitas penumpang jelas. Pada awalnya Nadiem hanya memiliki 10 karyawan dan 20 tukang ojek. Selanjutnya Go-Jek mulai dikembangkan dengan menambah fitur mengantar makanan atau barang, dll.
Konflik yang ia dapatkan berupa penolakan dari ojek tradisional, sehingga driver Go-Jek merasa tidak aman jika ingin mengambil atau mengantar penumpang ke beberapa titik yang melakukan penolakan terhadap ojek online. Namun Nadiem tetap semangat melawan hambatan yang terjadi tersebut.

Kisah Nadiem diatas menjadi kisah inspiratif bagi penulis karena sampai sekarang perusahaan Go-Jek menjadi salah satu perusahaan besar di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About Us

Nama       : Chairul Azis Pekerjaan : Mahasiswa Lembaga  : Universitas Mercubuana Angkatan : 2014 Jabatan    : General Manager E-...